Plasenta adalah organ yang berkembang di dalam rahim selama kehamilan dan sangat penting. Organ ini menyediakan nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan janin untuk berkembang.
Plasenta juga berfungsi menghilangkan limbah dan karbon dioksida dari tubuh janin serta menghasilkan hormon-hormon yang membantu mempertahankan kehamilan. Pada waktu persalinan, plasenta akan terlepas dari dinding rahim dan dikeluarkan dari tubuh ibu setelah kelahiran bayi.
Apa jadinya janin di dalam rahim tanpa plasenta?
Ketahui Apa itu Abruptio Plasenta
Abruptio plasenta atau disebut juga solusio plasenta adalah kondisi yang sangat serius. Kondisi ini adalah di mana plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum waktu persalinan.
Abruptio plasenta bisa menyebabkan plasenta terpisah sebagian atau keseluruhan. Saat ini terjadi, maka janin tidak akan lagi mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi. Artinya, janin tidak akan lagi bisa bertahan hidup di dalam rahim.
Ibu hamil lebih mungkin mengalami abruptio plasenta apabila:
- Hamil di usia lebih dari 35 tahun
- Hamil bayi kembar
- Mengalami cedera traumatik seperti kecelakaan, jatuh atau kekerasan fisik
- Memiliki riwayat tekanan darah tinggi atau terlepasnya plasenta di kehamilan sebelumnya
- Memiliki komplikasi kehamilan seperti infeksi kehamilan, masalah tali pusat, cairan ketuban yang terlalu banyak
- Merokok saat hamil
- Menyalahgunakan obat terlarang
Baca Juga: Plasenta Akreta, Komplikasi Kehamilan Akibat Plasenta Tumbuh Terlalu Dalam di Dinding Rahim
Tanda-Tanda Abruptio Plasenta
Tanda-Tanda abruptio plasenta di setiap kehamilan mungkin berbeda-beda, namun secara umum gejala yang lebih sering dialami di antaranya:
- Perdarahan disertai kram
- Kram perut
- Kontraksi terus-menerus seperti saat persalinan akan terjadi
- Rahim melunak
- Sakit pinggul
- Penurunan gerakan janin di dalam rahim
Bahaya Abruptio Plasenta bagi Kehamilan dan Janin
Terlepasnya plasenta sebelum waktunya bisa membahayakan jiwa janin dan juga ibu hamil. Tanpa penanganan maka abruptio plasenta dapat memengaruhi janin maupun ibu.
Bahaya abruptio plasenta bagi janin, di antaranya:
- Kelahiran prematur
- Berat badan lahir rendah
- Gangguan pertumbuhan janin
- Cedera otak pada janin akibat kekurangan oksigen
- Stillbirth (lahir mati)
Bahaya abruptio plasenta bagi ibu hamil, di antaranya:
- Kehilangan darah
- Pembekuan darah
- Perdarahan
Baca Juga: Berbagai Faktor yang Menyebabkan Lahir Mati (Still Birth)
Bisakah Kehamilan dan Janin Diselamatkan?
Begitu menyadari adanya tanda-tanda abruptio plasenta maka Anda perlu segera mencari pertolongan medis di rumah sakit. Dokter akan memeriksa apakah kondisi yang Anda alami termasuk ringan, sedang atau parah.
- Pada abruptio plasenta ringan yang terjadi di usia kehamilan 24-34 minggu, dokter akan memberikan injeksi untuk mempercepat perkembangan paru-paru janin sehingga ia bisa bertahan sampai waktu persalinan tiba.
- Pada abruptio plasenta ringan yang terjadi di usia kehamilan 34 minggu atau lebih, dokter akan merekomendasikan induksi atau operasi sesar untuk mengurangi risiko komplikasi yang ada.
- Pada abruptio plasenta sedang hingga berat yang ditandai dengan perdarahan dan komplikasi pada janin atau ibu, maka dokter akan merekomendasikan operasi darurat agar janin segera dilahirkan.
Untuk mengurangi risiko komplikasi pada janin dan ibu hamil, maka Anda perlu menjalankan pola hidup sehat, tidak merokok, serta memeriksakan diri secara rutin selama kehamilan. Konsultasikan dengan dokter melalui aplikasi Ai Care apabila Anda memiliki pertanyaan seputar kehamilan.
Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!
- dr. Monica Salim